Debt Burden Ratio

Cari Tahu Apa Itu Debt Burden Ratio (DBR) dalam Pengajuan KPR

Dalam dunia keuangan pribadi, mengelola utang merupakan aspek penting untuk mencapai stabilitas dan kemandirian keuangan. Salah satu metrik penting yang digunakan pemberi pinjaman dan lembaga keuangan untuk menilai kemampuan individu menangani utang adalah Debt Burden Ratio (DBR).

DBR adalah indikator utama kesehatan keuangan seseorang dan kapasitasnya untuk mengambil tambahan utang secara bertanggung jawab. Hal inilah yang menjadi salah satu acuan pihak bank dalam menilai tentang persetujuan pengambilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

Oleh sebab itu, bagi Anda yang tertarik untuk mengajukan KPR ke pihak bank, penting untuk mengetahui lebih dalam Debt Burden Ratio ini. Simak ulasannya di bawah ini!

Baca juga: Ingin Pengajuan KPR Disetujui? Simak 4 Tips Ini!

Apa Itu Debt Burden Ratio (DBR)?

DBR

Debt Burden Ratio (DBR) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar proporsi pendapatan seseorang yang digunakan untuk membayar kewajiban utang mereka. DBR merupakan indikator penting dalam evaluasi keuangan seseorang, terutama saat mengajukan pinjaman atau mengambil kewajiban finansial lainnya.

Rasio ini dihitung dengan membagi total pembayaran bulanan dari semua utang seseorang dengan pendapatan bulanan kotor mereka, lalu hasilnya dikalikan dengan 100 untuk mendapatkan persentase. Dalam perhitungan ini, utang yang diperhitungkan dapat meliputi pembayaran hipotek, cicilan mobil, dan utang konsumen lainnya.

Pada umumnya, pihak bank akan menggunakan data rasio ini untuk mengevaluasi kelayakan kredit seseorang. Mereka biasanya memiliki ambang batas tertentu yang dianggap sebagai tingkat risiko yang dapat diterima.

Bagi individu, memahami DBR mereka sendiri sangat penting. Hal ini membantu mereka menilai seberapa banyak pendapatan mereka yang digunakan untuk membayar utang, sehingga mereka dapat membuat keputusan keuangan yang bijaksana.

Cara Menghitung DBR

Umumnya, Debt Burden Ratio akan dihitung oleh pihak bank ketika Anda sedang mengajukan KPR. Meskipun demikian, Anda dapat menghitung dan memperkirakannya secara mandiri.

Pada mulanya, Anda harus mengetahui terlebih dahulu ketentuan persentase DBR yang ditetapkan oleh masing-masing. Ada yang jumlahnya 30% hingga 50% sesuai dengan aturan dan ketetapan bank tersebut.

Sehingga nantinya Anda dapat memperkirakan jumlah utang maksimum yang dapat Anda jadikan acuan dalam mengambil program KPR.

Rumus perhitungan Debt Burden Ratio (DBR) adalah:

DBR = (total hutang per bulan / pendapatan bersih per bulan) x 100

Agar Anda lebih memahaminya, berikut terdapat contoh simulasinya sebagai berikut.

Pak Hadi ingin mengajukan KPR untuk rumah di kawasan Depok dengan harga sebesar Rp500.000.000,00. Sementara itu Pak Hadi memiliki beban cicilan kredit mobil sebesar Rp8.000.000,00 tiap bulannya dan penghasilan bersih Rp25.000.000.

Maka perhitungan DBR-nya akan seperti ini:

Pendapatan: Rp25.000.000

Total cicilan: Rp8.000.000

Persentase DBR: (total hutang per bulan / pendapatan bersih per bulan) x 100

Rp8.000.000 / Rp25.000.000 x 100

= 32%

Jadi, berdasarkan contoh simulasi di atas, persentase Debt Burden Ratio Pak Hadi sebesar 32%. Umumnya, pada kisaran 30% kemungkinan besar pengajuan KPR oleh Pak Hadi dapat diterima oleh pihak bank.

Tips Mengusahakan DBR untuk Pengajuan KPR

Jika Anda ingin mengusahakan Debt Burden Ratio agar pengajuan KPR (Kredit Pemilikan Rumah) lebih mudah, berikut adalah beberapa tips yang dapat Anda pertimbangkan:

  • Kurangi utang yang ada. Sebelum mengajukan KPR, upayakan untuk mengurangi utang yang Anda miliki. Lakukan evaluasi terhadap utang-utang yang mungkin bisa dibayar lebih cepat atau diatasi dengan cara lain. Dengan mengurangi jumlah utang, DBR Anda akan menjadi lebih rendah dan membuat Anda lebih menarik sebagai peminjam.
  • Tingkatkan pendapatan. Salah satu cara untuk meningkatkan DBR adalah dengan meningkatkan pendapatan. Anda bisa mencari peluang untuk mendapatkan penghasilan tambahan melalui pekerjaan sampingan, usaha kecil, atau investasi.
  • Pertimbangkan uang muka yang lebih besar. Jika memungkinkan, pertimbangkan untuk memberikan uang muka yang lebih besar saat mengajukan KPR. Dengan memberikan uang muka yang lebih besar, jumlah pinjaman yang Anda ajukan akan lebih rendah, sehingga DBR Anda akan menjadi lebih baik.
  • Perpanjang jangka waktu kredit. Jika DBR Anda masih terlalu tinggi, Anda dapat mempertimbangkan untuk memperpanjang jangka waktu kredit. Dengan memperpanjang jangka waktu kredit, pembayaran bulanan akan lebih rendah, dan DBR Anda akan menurun.
  • Tingkatkan skor kredit. Memiliki skor kredit yang baik dapat membantu memperoleh persetujuan KPR dengan lebih mudah. Pastikan untuk membayar tagihan tepat waktu, hindari keterlambatan pembayaran, dan jaga saldo kartu kredit Anda agar tidak terlalu tinggi.

Nah itulah sedikit pembahasan mengenai Debt Burden Ratio yang berpengaruh pada pengajuan KPR Anda. Jadi, saatnya Anda maksimalkan nilai DBR serendah mungkin agar pengajuan KPR Anda dapat diterima oleh pihak bank.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda!

Similar Posts