Rumah Tidak Layak Huni: Kriteria dan Cara Mengatasinya
Edukasi
Jan 7, 2025 5 mins read

Rumah Tidak Layak Huni: Kriteria dan Cara Mengatasinya

Di Indonesia, masih banyak rumah yang tidak memenuhi standar kelayakan untuk dihuni. Fenomena ini sering disebut dengan istilah Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Sebagian besar masyarakat yang tinggal di RTLH adalah mereka yang kurang mampu dan berada dalam kondisi ekonomi yang terbatas. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang kriteria RTLH, penyebab kemunculannya, dampaknya terhadap penghuni, serta cara-cara mengatasi dan meningkatkan kualitas rumah tidak layak huni.

Apa Itu Rumah Tidak Layak Huni (RTLH)?

Rumah tidal layak huni tidak bisa menjadi hunian yang nyaman

Rumah Tidak Layak Huni atau RTLH adalah rumah yang tidak memenuhi persyaratan untuk menjadi tempat tinggal yang aman, nyaman, dan sehat. Menurut Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), RTLH memiliki ciri-ciri yang jelas, seperti tidak memiliki konstruksi bangunan yang kuat dan aman, kurangnya fasilitas dasar, serta kondisi fisik yang tidak memenuhi standar kelayakan.

Fenomena RTLH di Indonesia sering kali menjadi masalah yang kompleks. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari krisis ekonomi hingga ketidakseimbangan antara kebutuhan dan ketersediaan rumah yang layak huni. BPS (Badan Pusat Statistik) pada tahun 2019 bahkan melaporkan bahwa 1 dari 2 rumah tangga di Indonesia masih tinggal di RTLH, angka yang cukup memprihatinkan mengingat kebutuhan akan hunian yang layak adalah hak dasar setiap warga negara.

Baca Juga: Cek Kualitas Bangunan: 7 Langkah Wajib Sebelum Beli Rumah

Kriteria Rumah Tidak Layak Huni

Rumah dikategorikan sebagai RTLH jika memenuhi beberapa kriteria yang ditetapkan oleh berbagai lembaga, seperti Kementerian Sosial, Kementerian PUPR, dan BPS. Berikut ini adalah beberapa kriteria utama yang harus dipenuhi oleh sebuah rumah untuk bisa dianggap layak huni:

1. Konstruksi Bangunan yang Membahayakan

Salah satu kriteria utama RTLH adalah kondisi konstruksi bangunannya yang tidak memenuhi standar. Hal ini mencakup kualitas bahan bangunan yang digunakan, serta kekuatan struktur rumah. Rumah dengan konstruksi yang rapuh atau tidak tahan terhadap guncangan gempa, misalnya, dapat membahayakan penghuninya, terutama saat terjadi bencana alam.

2. Luas Ruang yang Tidak Memadai

Sebuah rumah yang layak huni harus memiliki ruang yang cukup untuk penghuninya. Menurut aturan yang ada, rumah harus memiliki luas minimal 9 meter persegi per orang. Jika ruangannya terlalu sempit, tentu akan mempengaruhi kenyamanan dan kesehatan penghuni.

3. Pencahayaan dan Ventilasi yang Buruk

Rumah yang tidak memiliki pencahayaan alami yang cukup pada siang hari, atau tidak memiliki ventilasi yang baik, juga dapat dianggap sebagai RTLH. Ketiadaan sirkulasi udara yang baik dapat menyebabkan udara dalam rumah menjadi lembap dan pengap, yang dapat mempengaruhi kesehatan penghuni. Pencahayaan yang buruk pada siang hari juga membuat rumah terasa gelap dan tidak sehat.

4. Kelembapan dan Sanitasi yang Tidak Memadai

Kelembapan yang tinggi dan sanitasi yang buruk dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Rumah yang memiliki kelembapan berlebih, misalnya akibat atap bocor atau dinding yang lembap, dapat menjadi tempat berkembang biaknya jamur dan bakteri. Selain itu, rumah yang tidak dilengkapi dengan fasilitas sanitasi yang memadai, seperti WC dan saluran air bersih, juga tergolong RTLH.

Penyebab Munculnya Rumah Tidak Layak Huni

Ada banyak faktor yang menyebabkan munculnya fenomena RTLH di Indonesia. Penyebab utama biasanya terkait dengan kondisi ekonomi, tetapi ada juga faktor lain yang mempengaruhi. Berikut beberapa penyebab utama munculnya RTLH:

1. Faktor Ekonomi dan Kemiskinan

Salah satu penyebab utama banyaknya RTLH adalah kondisi ekonomi yang sulit. Banyak keluarga yang memiliki penghasilan rendah, sehingga tidak mampu untuk membeli atau membangun rumah yang layak huni. Terlebih lagi, harga tanah dan bahan bangunan yang semakin mahal membuat mereka semakin terpuruk dalam kondisi ini.

2. Mobilitas Penduduk dan Urbanisasi

Proses urbanisasi atau perpindahan penduduk dari desa ke kota turut menyebabkan peningkatan jumlah RTLH, terutama di kota-kota besar. Banyak orang yang datang ke kota mencari pekerjaan, namun tidak dapat menemukan tempat tinggal yang layak. Peningkatan jumlah penduduk di perkotaan seringkali tidak diimbangi dengan ketersediaan lahan dan fasilitas rumah yang memadai.

3. Kesenjangan antara Kota dan Desa

Kesenjangan pembangunan antara wilayah perkotaan dan pedesaan juga menjadi faktor penyebab munculnya RTLH. Pembangunan yang lebih cepat di kota-kota besar seringkali tidak sebanding dengan pembangunan di daerah pedesaan, yang menyebabkan banyak orang dari desa pindah ke kota tanpa memiliki cukup kemampuan untuk membeli rumah yang layak.

4. Dampak dari Konsep Rumah Sangat Sederhana (RSS)

Konsep Rumah Sangat Sederhana (RSS) yang diterapkan pada tahun 1990-an awalnya dimaksudkan untuk menyediakan rumah terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Namun, karena kurangnya pengawasan dan pendampingan, rumah-rumah RSS seringkali menjadi RTLH karena kualitas pembangunan yang tidak memadai.

Dampak Rumah Tidak Layak Huni bagi Penghuni

Rumah yang tidak layak huni tidak hanya memberikan dampak fisik terhadap penghuni, tetapi juga dapat menimbulkan masalah sosial dan psikologis. Berikut adalah beberapa dampak yang ditimbulkan oleh RTLH:

1. Risiko Kesehatan dan Keamanan

RTLH sering kali berisiko tinggi terhadap kesehatan penghuninya. Ketiadaan sanitasi yang memadai dan kondisi bangunan yang tidak aman dapat menyebabkan berbagai penyakit, seperti gangguan pernapasan akibat kelembapan, infeksi kulit, hingga keracunan air. Keamanan juga menjadi masalah besar, karena rumah dengan konstruksi yang buruk mudah rusak atau roboh, terutama saat terjadi bencana alam.

2. Dampak Sosial dan Psikologis

Tinggal di RTLH juga dapat menimbulkan dampak sosial dan psikologis. Penghuni rumah yang tidak layak huni seringkali merasa terisolasi dan rendah diri, karena kondisi rumah yang memprihatinkan seringkali menjadi sorotan dari lingkungan sekitar. Selain itu, tekanan psikologis karena hidup dalam kondisi yang tidak nyaman dan aman juga dapat mempengaruhi kesejahteraan mental penghuni.

Cara Mengatasi dan Meningkatkan Kualitas Rumah Tidak Layak Huni

Pelajari ciri-ciri rumah tidak layak huni

Walaupun tantangan besar, rumah yang tidak layak huni dapat diperbaiki dan ditingkatkan kualitasnya. Berikut beberapa cara untuk mengatasi masalah RTLH:

1. Perbaikan dan Renovasi Fisik Rumah

Perbaikan struktural adalah langkah pertama yang harus dilakukan. Renovasi ini bisa meliputi perbaikan pada pondasi, atap, dinding, dan fasilitas dasar lainnya. Jika perlu, rumah bisa diperluas untuk memenuhi standar luas per orang.

2. Penyediaan Fasilitas Dasar yang Memadai

Penyediaan fasilitas dasar, seperti air bersih, sanitasi yang layak, dan ventilasi yang baik, sangat penting untuk meningkatkan kualitas rumah. Fasilitas-fasilitas ini tidak hanya menjamin kenyamanan, tetapi juga kesehatan penghuni.

3. Program Bedah Rumah dan KPR Bersubsidi

Pemerintah Indonesia memiliki sejumlah program untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah memperbaiki rumah mereka, salah satunya adalah program bedah rumah. Program ini memberikan bantuan dana untuk memperbaiki RTLH. Selain itu, program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bersubsidi juga bisa menjadi solusi bagi mereka yang ingin memiliki rumah yang lebih layak huni.

Apa yang Dapat Dilakukan oleh Pemerintah dan Masyarakat?

Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk mengatasi masalah RTLH. Pemerintah dapat menyediakan program-program bantuan, sementara masyarakat dapat berperan dalam meningkatkan kualitas rumah mereka sendiri.

1. Program Pemerintah untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah

Selain program bedah rumah, pemerintah juga memiliki berbagai kebijakan lain, seperti subsidi rumah murah dan program pembiayaan rumah yang dapat diakses oleh masyarakat berpenghasilan rendah. Program-program ini bertujuan untuk memberikan akses yang lebih mudah bagi masyarakat untuk memiliki rumah layak huni.

2. Peran Masyarakat dalam Meningkatkan Kualitas Rumah

Masyarakat juga dapat berperan aktif dalam meningkatkan kualitas rumah mereka dengan memanfaatkan berbagai program bantuan pemerintah dan melakukan perbaikan secara bertahap. Kesadaran akan pentingnya rumah yang layak huni dan kesehatan lingkungan juga perlu ditanamkan dalam masyarakat.

Pentingnya Perhatian terhadap RTLH dan Solusinya

Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) masih menjadi masalah besar di Indonesia. Penyebabnya beragam, mulai dari faktor ekonomi hingga urbanisasi yang tidak terkelola dengan baik. Dampaknya tidak hanya dirasakan oleh penghuni secara fisik, tetapi juga sosial dan psikologis. Oleh karena itu, solusi untuk mengatasi masalah ini sangat penting. Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk meningkatkan kualitas rumah yang tidak layak huni melalui berbagai program dan perbaikan. Dengan demikian, setiap warga negara dapat merasakan kenyamanan dan keamanan di tempat tinggal mereka.